By: Berta Silvia |
24
jam itu sama dengan satu hari. Apa yang bisa dilakukan dengan waktu hanya 24
jam. Sebagian hanya bisa melakukan sedikit hal dalam satu hari. Tapi menurutku,
24 jam adalah waktu yang cukup untukku merasakan kehidupan seperti mereka. 24
jam waktu yang cukup untukku bisa mendengar suara mereka. Dan 24 jam sudah
cukup bagiku untuk berterima kasih.
Namaku adalah Anne,
yang berarti sempurna. Tidak seperti namaku, aku tidak sama layaknya mereka.
Duniaku sepi, tak ada yang dapat terdengar olehku. Aku hanya bisa melihat
senyum mereka sambil berharap aku mampu mendengar suara dan mengucapkan dua
patah kata yaitu “terima kasih”. Kini aku duduk di kelas 2 SMA.
17 tahun Kehidupanku
tidak seluruhnya buruk. Aku bersyukur dikelilingi orang-orang yang masih mau
tersenyum padaku, walau aku tak dapat mendengar apa yang mereka katakan
terhadapku. Aku juga bersyukur masih dapat merasakan jatuh cinta pada Ciro
teman sekelasku. Dia selalu baik padaku, membuatku berdebar dengan senyumannya,
dan dia ibarat matahari bagi hidupku sama seperti namanya yang berarti matahari.
Hanya saja aku masih merasakan tatapan yang begitu dingin dari Juro, yang
begitu santai menjalani kehidupannya. Sejujurnya aku iri padanya.
Hari ini pun sama
seperti sebelumnya. Aku masih di sekolah, di ruangan yang berisi rak-rak buku
yang berjejeran dengan rapi. Tidak banyak siswa yang mau mengunjungi tempat ini
diwaktu senggang seperti ini, mereka lebih memilih di kantin atau kumpul dengan
teman-teman sambil bercengkrama. Tapi bagiku, tempat ini adalah tempat sempurna
untukku. Disela keasikanku memilih-milih buku, ada sebuah buku kusam yang
terletak di pojok bawah rak di ujung ruangan dan terlihat sekali buku itu sudah
lama tidak tersentuh. Saat ku ambil, buku itu sudah penuh dengan debu. Perlahan
ku sibak debu itu dengan sapu tangan yang ku bawa. Sampul buku itu tidak
tertulis judul, hanya terdapat sebuah gambar jam. Ku buka lembar kedua, disana
terdapat tulisan latin “XXIV Horas”
yang berarti 24 jam. Lembar selanjutnya ku dapati tulisan-tulisan latin.
Sejenak aku berfikir sejak kapan perpustakaan sekolah ini punya koleksi buku
seperti ini. Karena makin penasaran, aku memutuskan untuk mencoba membacanya.
Isi buku itu adalah “hal yang tak dapat kamu lakukan akan dapat dilakukan
dengan cara mengorbankan sisa hidupmu untuk 24 jam yang kamu inginkan. Kamu
hanya perlu menulis permohonanmu di lembar kosong dalam buku ini”.
Setelah
membacanya, kini aku berada dilembar terakhir.
Diatas lembar ini tertulis “petitio tua”
yang berarti permintaan anda. Aku terdiam sejenak sambil tersenyum, dalam hati
aku berkata “mungkinkah ada hal seperti ini di kehidupan modern? Tak ada
salahnya aku mencobanya”. Tanganku tergerak untuk menggoreskan tinta di lembar
kosong itu, kemudian tertulis “Vellem
similis diligere, audite quod si mundum amittere possit dicere vita reliqua
(Aku ingin sekali saja seperti mereka, mendengarkan dunia ini dan mampu berkata
meski harus kehilangan sisa hidupku.)”. setelah itu aku merasakan kantuk yang
sangat, tanpa kusadari aku tertidur di meja baca.
<bersambung>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar