Selasa, 13 November 2012

24 HOURS eps.1

By: Berta Silvia

24 jam itu sama dengan satu hari. Apa yang bisa dilakukan dengan waktu hanya 24 jam. Sebagian hanya bisa melakukan sedikit hal dalam satu hari. Tapi menurutku, 24 jam adalah waktu yang cukup untukku merasakan kehidupan seperti mereka. 24 jam waktu yang cukup untukku bisa mendengar suara mereka. Dan 24 jam sudah cukup bagiku untuk berterima kasih.

Namaku adalah Anne, yang berarti sempurna. Tidak seperti namaku, aku tidak sama layaknya mereka. Duniaku sepi, tak ada yang dapat terdengar olehku. Aku hanya bisa melihat senyum mereka sambil berharap aku mampu mendengar suara dan mengucapkan dua patah kata yaitu “terima kasih”. Kini aku duduk di kelas 2 SMA.

17 tahun Kehidupanku tidak seluruhnya buruk. Aku bersyukur dikelilingi orang-orang yang masih mau tersenyum padaku, walau aku tak dapat mendengar apa yang mereka katakan terhadapku. Aku juga bersyukur masih dapat merasakan jatuh cinta pada Ciro teman sekelasku. Dia selalu baik padaku, membuatku berdebar dengan senyumannya, dan dia ibarat matahari bagi hidupku sama seperti namanya yang berarti matahari. Hanya saja aku masih merasakan tatapan yang begitu dingin dari Juro, yang begitu santai menjalani kehidupannya. Sejujurnya aku iri padanya.

Hari ini pun sama seperti sebelumnya. Aku masih di sekolah, di ruangan yang berisi rak-rak buku yang berjejeran dengan rapi. Tidak banyak siswa yang mau mengunjungi tempat ini diwaktu senggang seperti ini, mereka lebih memilih di kantin atau kumpul dengan teman-teman sambil bercengkrama. Tapi bagiku, tempat ini adalah tempat sempurna untukku. Disela keasikanku memilih-milih buku, ada sebuah buku kusam yang terletak di pojok bawah rak di ujung ruangan dan terlihat sekali buku itu sudah lama tidak tersentuh. Saat ku ambil, buku itu sudah penuh dengan debu. Perlahan ku sibak debu itu dengan sapu tangan yang ku bawa. Sampul buku itu tidak tertulis judul, hanya terdapat sebuah gambar jam. Ku buka lembar kedua, disana terdapat tulisan latin “XXIV Horas” yang berarti 24 jam. Lembar selanjutnya ku dapati tulisan-tulisan latin. Sejenak aku berfikir sejak kapan perpustakaan sekolah ini punya koleksi buku seperti ini. Karena makin penasaran, aku memutuskan untuk mencoba membacanya. Isi buku itu adalah “hal yang tak dapat kamu lakukan akan dapat dilakukan dengan cara mengorbankan sisa hidupmu untuk 24 jam yang kamu inginkan. Kamu hanya perlu menulis permohonanmu di lembar kosong dalam buku ini”.

Setelah membacanya, kini aku berada dilembar terakhir.  Diatas lembar ini tertulis “petitio tua” yang berarti permintaan anda. Aku terdiam sejenak sambil tersenyum, dalam hati aku berkata “mungkinkah ada hal seperti ini di kehidupan modern? Tak ada salahnya aku mencobanya”. Tanganku tergerak untuk menggoreskan tinta di lembar kosong itu, kemudian tertulis “Vellem similis diligere, audite quod si mundum amittere possit dicere vita reliqua (Aku ingin sekali saja seperti mereka, mendengarkan dunia ini dan mampu berkata meski harus kehilangan sisa hidupku.)”. setelah itu aku merasakan kantuk yang sangat, tanpa kusadari aku tertidur di meja baca.

<bersambung>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar